Berlibur tidak harus selalu menuju ke tempat ramai padat manusia. Tempat sepi seperti pantai dan bukit yang belum banyak dijamah wisatawan bisa jadi tujuan yang menarik.
Berburu lokasi menenangkan diri, cobalah datang ke Lombok, Nusa Tenggara barat, tepatnya Lombok Tengah. Terdapat pantai dan bukit nan elok dan tenang, Pantai Tanjung Aan namanya. Pantai ini digemari para wisatawan yang mencari suasana tenang dan alami untuk liburan.
Lokasi Tanjung Aan berada sekitar tiga kilometer dari Pantai Kuta, Lombok. Dari pusat Kota Mataram, jaraknya sekitar 75 kilometer. Bila datang dari Bandara Internasional Lombok, butuh waktu 42 sampai 55 menit.
Tanjung Aan memiliki keunikan dari pantai lain di Lombok, yaitu pasir putih dengan ukuran lebih besar dari biasanya, yaitu seukuran merica. Oleh karena itu, Tanjung Aan juga biasa disebut pantai merica.
Salah satu daya tarik Tanjung Aan adalah dua sisi pantai yang memiliki warna pasir berbeda. Di sisi kiri, pasirnya berwarna kuning kecokelatan. Sementara di sisi kanan, pasirnya halus putih bersih.
Meski menghadap langsung ke Samudra Hindia, pantai ini memiliki ombak yang cukup tenang dan airnya dangkal. Wisatawan dapat berenang dan selam permukaan. Pada sore hari, saat air naik, biasa dimanfaatkan oleh para peselancar untuk beraksi dengan ombak.
Anda juga bisa berkeliling sekitar Tanjung Aan sampai melihat Batu Payung di tepian tebing dengan naik perahu nelayan.
Untuk masuk ke pantai, pengunjung tak akan dikenakan biaya. Bila membawa kendaraan, cukup membayar parkir Rp 5.000.
Dari pantai, Anda bisa mendaki ke Bukit Merese untuk melihat momen matahari terbit dan terbenam. Atau untuk sekadar menikmati pemandangan di sekitar Tanjung Aan dari ketinggian. Anda bisa melihat indahnya percikan ombak yang berbenturan dengan batu karang.
Bila datang pada musim kemarau, Anda akan melihat bukit dengan rerumputan menguning yang eksotis. Namun, datang saat musim hujan pun, Bukit Merese tetap cantik dengan rerumputan yang menghijau.
Bukit Merese cukup luas sehingga pengunjung bisa berjalan-jalan dan melihat pemandangan berbeda dari setiap sisinya yang sayang untuk dilewatkan.
Dari kaki bukit, pengunjung harus berjalan ke atas bukit selama 10-15 menit. Namun, bukit tak terlalu tinggi dan akses jalannya cukup baik sehingga tidak sulit didaki.
Keunikan yang ada di Bukit Merese adalah keberadaan ‘pohon galau’ yang berdiri sendiri di puncak bukit. Konon, pohon itu memang sengaja ditaruh di atas bukit sebagai properti film. Kini, pohon tersebut jadi objek foto para wisatawan bahkan untuk foto pranikah.