Idul Fitri merupakan hari kemenangan bagi segenap umat Islam. Kemeriahannya dirayakan dengan gegap gempita sebagai wujud kesuksesan setelah menempa diri dengan beribadah penuh selama bulan Ramadhan.
Sebulan lamanya umat Islam berpuasa menahan lapar, dahaga dan hawa nafsu dari fajar hingga Maghrib. Ditambah dengan menunaikan zakat fitrah, sholat tarawih, tadarus Al Qur’an, dan ragam ibadah lainnya.
Ketika Maghrib 1 Syawal yang datang dengan ditandai tampaknya hilal, maka muslim terlahir kembali dengan hati yang suci setelah dikandung Ramadhan. Pribadi berbeda, yang tentu semakin baik dan menjadi bekal menghadapi dunia pada bulan bulan selanjutnya.
Sehingga kemenangan tersebut di rayakan dengan meriah dan gembira, termasuk juga di Lombok.
Pawai malam takbiran 1 Syawal selalu diselenggarakan secara kolosal di berbagai penjuru.
Hal unik pada pawai takbiran di Lombok adalah adanya bermacam macam kreasi dan miniatur yang di arak sepanjang rute.
Salah satunya yakni pawai takbir di Mataram yang berpusat di Jl. Udayana atau sisi timur Islamic Center NTB
Kreasi Pada pawai tersebut diantaranya yaitu miniatur Masjid, miniatur Ka’bah, kreasi Al Quran Raksasa, miniatur Kapal, dan Bedug berikut sound sistemnya.
Jadi, setiap desa dan beberapa lembaga atau institusi akan mengirimkan perwakilan untuk mengikuti takbiran berikut dengan kreasinya berupa arak arakan replika tertentu yang merupakan simbol Islam.
Sejak sedari beberapa hari sebelumnya masyarakat bergotong-royong di wilayahnya masing-masing untuk membangun replika simbol Islam itu.
Beberapa miniatur tampak terparkir di teras rumah warga pinggir jalan yang dijadikan sebagai workshop pembuatan.
Ketika sore hari saja tampilannya telah nampak begitu indah dan ternyata ketika malam tiba replika tersebut terlihat semakin cantik dengan instalasi lampu hiasnya.
Jadi, setelah Maghrib, kreasi miniatur dan replika itu dibawa menuju titik kumpul tempat awal dimulainya pawai.
Ketika dimulai, sambari berjalan saat pawai, Perwakilan mereka berjalan dengan melantunkan kumandang takbir beriring pukulan bedug di sela sela barisan para replika.
Sedangkan masyarakat penuh memadati trotoar tepi jalan untuk menyaksikan sekaligus ikut merayakan malam takbiran.
Teduhnya malam dan sejuknya rintik gerimis hujan menyelimuti para peserta dan pengunjung takbiran.
Keunikan bentuk dan warna miniatur, hiasan lampu yang bertebaran, kostum para peserta yang estetik, lantunan merdu suara asli kumandang lafadz takbir diikuti dentuman bedug menjadi suasana yang dirindukan di hari yang Fitri tersebut.
Rute pawai tersebut berakhir di depan tenda besar tepi jalan depan bank NTB sebelah Utara Islamic Center, tempat dimana panitia standby, karena pawai tersebut juga dinilai dengan penjurian oleh pihak penyelenggara.
Dengan begitu peserta menjadi semakin antusias dalam membuat replika dengan sebaik dan seindah mungkin.
Berikut adalah foto-foto berbagai kreasi yang hadir dalam pawai takbiran tersebut
Momen singkat penuh makna yang senantiasa dinanti setiap akhir ramadhan.
Ketika kumandang takbir bergema, hati bergembira, mata berkaca kaca.
Ya Allah, besok Lebaran!
Semoga Allah SWT menerima amal puasa, zakat fitrah, dan ibadah kita selama bulan Ramadhan.
Takabbalallahu Minna wa Minkum
Semoga Kita dipertemukan lagi dengan Ramadhan tahun depan.
Dari hati yang terdalam, kami menyampaikan
Minal Aidin wal Faidzin
Mohon maaf lahir dan batin
Selamat Hari Raya Idul Fitri